Categories
Personal

Yuk Ngopi, Yuk…

Percayakah anda bahwa kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi orang setelah airputih? Tahukah anda bahwa kopi (bersama dengan gula) adalah komoditas yang telah merubah wajah dunia secara sangat revolusioner beberapa abad lalu?

Kalau anda belum tahu, silahkan google sendiri, sebab saya tak akan membicarakan hal itu di sini. Saya cuma ingin berbagi cara membuat kopi yang lezat, dan cara menikmatinya dengan sepenuh hati. Ini beberapa kiat yang saya terapkan saat membuat dan menikmati kopi.

Yang terpenting, kopi harus diseduh dengan air mendidih. Saya ulangi: MENDIDIH. Air panas dari dispenser bukan air mendidih, karenanya bukan air terbaik untuk menyeduh kopi. Air yang dipanaskan dalam coffee maker, sama kurang memadainya seperti air dari dispenser. Air dengan suhu terbaik untuk menyeduh kopi adalah dari ketel yang langsung diangkat dari kompor saat masih menyala.

Selain itu, ada alasan lain untuk menghindari coffee maker yang serba otomatis. Membuat kopi dengan coffee maker sama saja seperti memotret dengan kamera serba-otomatis. Penikmat fotografi akan sangat menghindari hal itu kan? Begitu juga para pengopi sejati akan menghindari coffee maker. Piranti ini akan membuat kopi secara serba ajeg, dan karenanya tak akan menghasilkan kopi dengan nilai seni berarti. Pada intinya, kopi harus diaduk saat diseduh dengan air mendidih. Seduhan air mendidih ini akan berkolaborasi dengan adukan sendok (hindari sendok aluminium) dan menghasilkan ekstraksi yang sempurna akan rasa dan aroma kopi. Inilah yang tak bisa dilakukan oleh coffee maker.

Jadi sekarang panaskan air di ketel anda hingga mendidih. Siapkan kopi bubuk asli (bukan karamel) dalam cangkir. Anda manusia merdeka, jadi tak ada takaran ideal tentang berapa sendok bubuk kopi untuk membuat secangkir minuman lezat.  Semua terserah anda. Tapi bagi saya, setengah mug ukuran sedang membutuhkan sesendok makan munjung bubuk kopi.

Seduh bubuk kopi anda tanpa gula. Biarkan bubuk kopi dan air mendidih saling bersinergi tanpa pihak ketiga. Bantu dengan adukan ringan. Dan jangan lupa, ini harus anda lakukan sendiri. Kenikmatan kopi tak hanya terletak pada rasanya, melainkan juga pada aromanya. Aroma terbaik kopi keluar saat ia diseduh. So, don’t miss this defining moment!!

Tunggu sekitar semenit, sebelum anda tambahkan gula (jika anda butuh). Kalau dokter menyarankan untuk tak banyak mengkonsumsi gula demi kesehatan, turutilah dengan ikhlas kali ini saja. Gula dalam kopi dibutuhkan hanya untuk mengurangi sedikit rasa pahit, bukan untuk memaniskan. Rasa manis pada kopi karena gula terlalu banyak, tak ubahnya sebuah pemerkosaan. Kita tak akan lakukan permerkosaan pada orang yang kita cintai, kan? Karena itu jangan tuangkan gula terlalu banyak ke cangkir kopi anda.

Nah, setelah itu kopi bisa langsung diminum, kan? Tidak. TIDAK! Jangan lupa, kopi itu tadi anda seduh dengan air mendidih. Suhu air mendidih ini bagus untuk menyeduh kopi lezat, tapi jelas-jelas sangat berbahaya untuk bibir dan lidah anda. Jadi cerdas dikit ya. Tunggu dulu sebentar. Dalam menunggu, jika anda seorang perokok, mungkin anda bisa nyalakan sebatang. Tapi kalau itu anda lakukan, anda telah melakukan kejahatan terhadap alam. Jadi jangan anda lakukan! *Lagipula anda tak ingin merusak aroma kopi dengan bau-nyesek asap rokok kan?*

Jika kopi sudah tak terlalu panas, peganglah cangkir kopi anda dengan penuh cinta, untuk menikmati isinya. Hindari cara memegang yang penuh kesombongan, seperti saat orang Inggris minum teh: memegang (tepatnya mencubit) kuping cangkir hanya dengan ujung jari. Saat menikmati kopi, genggamlah cangkir atau mug anda, selipkan satu jari di kupingnya. Yak, peluklah dia. Lalu perlahan bawalah mendekat ke bibir anda…

*Selanjutnya adalah momen pribadi anda, yang saya tak ingin ikut campur. Selamat ngopi!*

[gambar diambil dari SINI]