Categories
Politik Sejarah

Adiknya Kumpeni

Dalam sejarah kolonialisme Barat di Indonesia, kita mengenal VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) yang oleh nenek-moyang kita dulu kerap disebut sebagai Kumpeni. Kita tahu perusahaan dagang dengan privelese politik dan militer ini berkuasa di Nusantara dari tahun 1602 hingga dibubarkan tahun 1800 (dan kekuasaannya dilanjutkan oleh pemerintahan kolonial hingga tahun 1942).

Yang barangkali tak banyak kita ketahui, VOC memiliki adik kandung yang tujuan, struktur, serta piranti kekuasaannya sangat mirip.

Categories
Buku Sejarah

Gajah Mada

Salah satu target saya yang utama semenjak kembali ke Jogja beberapa waktu lalu adalah mengenali lagi peta kuliner kota tercinta. Target utama lainnya adalah melengkapi rak buku dengan koleksi novel-novel karya satrawan negeri sendiri, yang selama empat tahun saya berada di Perth sangat minim updating.

Yang paling saya gemari tetaplah novel sejarah, yang senantiasa menjadi candu paling menyenangkan ditengah kepenatan pekerjaan.

Categories
Buku Sejarah

Ibnu Battuta

Beberapa bulan lalu saya menemukan sebuah rutinitas harian baru: membaca catatan perjalanan Agustinus Wibowo di lima negara Stan (Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan) yang dimuat secara berseri di Kompas online (seri pertama baca di sini). Cara bertutur Agus yang hidup (dan kerap puitis) mendorong saya untuk mengingat-ingat kembali kisah-kisah perjalanan para penjelajah besar dalam sejarah manusia, yang telah turut menentukan arah kehidupan kita di masa kini.

Categories
Politik Sejarah Sosok

Kembali ke Jakarta

Ia terpaksa meninggalkan Jakarta
Bertahun-tahun ia tinggal di Jogja
Kekuasaan militer melemparkannya ke Sumatera Utara
Hampir empat tahun kemudian, barulah ia kembali ke Jakarta

Categories
Politik Sejarah Sosok

Pelantikan

Berbusana putih, berkopiah hitam
Paras dan sosoknya tampak 10 tahun lebih muda,
dari usianya yang telah 48 tahun

Categories
Renungan Sejarah

Istri Kang Uci

Tahun 1921, tokoh Sarekat Islam (SI) Bandung, Hadji Sanoesi, dikontak oleh pemimpinnya di Surabaya, Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, untuk sebuah urusan pribadi. Saat itu, Kang Uci (panggilan Sanoesi) pastilah tak menyangka bahwa urusan ini bakalan berbuntut panjang.

Categories
Penelitian Sejarah

Tjahaja Sijang

Minahasa adalah sebuah masyarakat yang unik. Sebagai sebuah kelompok etnik, Minahasa termasuk yang paling belia di antara suku-suku lain di Indonesia. Suku ini baru secara perlahan terbentuk sejak abad ke-17, menuju format sosial sebagaimana yang kita kenali sekarang. Sebelum abad ke-18, nama ‘Minahasa’ bahkan tidak dikenal. Kala itu, kawasan semenanjung Minahasa yang kita ketahui sekarang dihuni oleh delapan kelompok etnik dengan bahasa yang berbeda-beda, yakni Tontemboan, Tombulu, Tonsea, Tondano, Bantik, Ratahan, Ponosakan, dan Tonsawang.

Categories
Agama Politik Sejarah

65 Tahun yang Lalu

Bulan Desember 1942, 32 orang Kiai diundang ke Istana Gambir yang megah dan asri di Jakarta untuk beraudiensi dengan Gunseikan, Gubernur Militer Jepang yang merupakan pimpinan tertinggi pemerintahan pendudukan saat itu.

Pertemuan ini difasilitasi oleh Kolonel Horie Choso, ketua Shumubu yang merupakan embrio Depag dan jaringan KUA saat ini. Tak pernah sebelumnya tokoh agama Islam, apalagi sebanyak itu, mendapat kehormatan untuk masuk ke gedung bekas kediaman Gubernur Jenderal Belanda tersebut. Sejarah sedang dituliskan.

Categories
Penelitian Politik Sejarah

Bani Syarqawi

Ini tema yang pernah saya angkat di paper yang saya presentasikan bulan Pebruari lalu di Voices of Islam in Southeast Asia (VISEA) di Walailak University, Nakhon Si Thammarat, Thailand. Bani Syarqawi adalah nickname yang kadangkala digunakan untuk merujuk sebuah kelompok elit politik berbasis pesantren yang sangat kuat di Sumenep, dan mendominasi politik dan pemerintahan di kota ini khususnya sejak tahun 1999. Nama Bani Syarqawi mengacu pada kalangan yang memiliki ikatan genealogis pada seorang tokoh ulama penting yang hidup di Sumenep pada abad ke-19 bernama Kiai Syarqawi–namun secara longgar istilah itu juga mengacu pada mereka yang memiliki kaitan pendidikan atau hubungan guru-murid dengan jejaring pesantren yang terkait dengan Kiai Syarqawi.