Berbeda, apalagi berbeda pikiran dan pendapat, itu melelahkan — paling tidak buat sebagian orang. Jika perbedaan pikiran dan pendapat itu sudah terlalu melelahkan, maka tak jarang orang mengambil langkah-langkah pintas untuk meredakan perbedaan. Tentu saja, langkah pintas bukanlah langkah yang sangat ideal. Tak jarang justru persoalan dan perbedaan baru yang dimunculkan oleh langkah pintas itu.
Perbedaan pikiran dan pendapat manusia sebenarnya lahir dari anugerah paling berharga yang diberikan Tuhan pada manusia, yakni akal pikiran. Akal memiliki ruang yang sangat luas, yang memungkinkan manusia untuk melakukan penjelajahan tanpa batas. Sebaliknya, jalan pintas dalam memberangus perbedaan pendapat itu lahir dari naluri manusia yang paling purba, yakni bersaing dan bertikai. Dalam bersaing dan bertikai ini, manusia menggunakan otot dan tubuhnya. Dalam aspek otot dan tubuh inilah manusia berbagi kesamaan dengan satwa.
Kita barangkali mengira bahwa kelebihan kita sebagai manusia (yakni akal dan pikiran) akan selalu menjadi jalan keluar bagi keterbatasan tubuh dan otot kita. Tapi kenyataannya sepanjang sejarah manusia, tubuh dan otot-lah yang justru kerap menjadi jalan keluar, ketika manusia lelah dengan perbedaan akibat keluasan akal dan pikirannya. Tatkala manusia telah kehabisan akal dalam menyikapi keragaman pikaran, maka bergeraklah tubuh dan ototnya untuk menghantam, memberangus, atau minimal mengancam pihak lain yang berbeda pandangan darinya.
Di tanah air beberapa waktu ini kita mendapati lakon serupa itu. Lagi-lagi sebuah pilihan berpikir dan menginterpretasikan sebuah nilai dihadang oleh tubuh dan otot manusia. Tubuh dan otot itu bisa berupa serangan, ancaman dan ucapan-ucapan keras yang menistakan. Tubuh dan otot itu bisa juga berupa surat keputusan pembatasan kegiatan.
Ini cuma sejarah yang berulang. Dan kita harus siap dengan ulangan-ulangan sejarah seperti ini di masa depan kita. Siapkanlah bendera setengah tiang di hati…
Sumber gambar: http://akvis.com/img/examples/chameleon/fire-and-dove/paste-dove.jpg