Tahun 1977 Sjuman Djaja membuat sebuah film berjudul ‘Yang Muda Yang bercinta’. Dalam film ini WS Rendra membacakan sebuah puisi pembuka yang berisikan kritik sosial-politik yang amat tajam, dan turut mempopulerkan film tersebut. Kini, 35 tahun kemudian, andai Sjuman masih hidup, mungkin ia akan membuat sebuah film yang juga akan terkenal: ‘Yang Muda Yang Korupsi’.
Category: Politik
SBY jelas-jelas sedang melakukan KKN. Tapi bukan, KKN yang saya maksud ini bukan Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Meski saya tak hendak mengatakan bahwa SBY steril dari KKN pengertian itu, yang saya maksud dengan KKN kali ini adalah Kuliah Kerja Nyata, seperti yang diselenggarakan oleh banyak Perguruan Tinggi di Indonesia bagi mahasiswa semester akhir. Seluruh sepak terjang politik SBY dan kabinetnya betul-betul adalah sebuah Kuliah Kerja Nyata yang sangat penuh pembelajaran dan pengkayaan pengalaman.
Kok Nambah Orang, Pak?
Selama pemerintahan SBY, setahun sekali gojekan itu muncul — selalu sekitar Oktober. Ada orang yang bertanya pada temannya, “ditelpon Cikeas, nggak?” Atau ada yang berkelakar, “wah HP saya semalam habis batere, jangan-jangan ada telpon dari Cikeas…”
Tapi tahun ini, kelakar itu nampaknya jadi kenyataan. Minimal ada tiga orang yang ditelpon Cikeas, dengan permintaan untuk menemui SBY. Sapta Nirwandar (Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata), Wardana (Dubes RI untuk Singapura), dan Prof. Ali Ghufron Mukti (Dekan FK UGM), tak sedang digoda orang ketika mereka menerima telpon dari Cikeas. Mereka betul-betul sedang ditunggu oleh Sang Presiden, untuk ditawari jabatan Wakil Menteri. Mereka sedang kagem.
Jika Bukan NKRI
Hari Minggu yang lalu, di pelosok selatan bumi Yogya, mobil saya tertahan tak bisa berjalan lancar di depan sebuah balai desa. Di lapangan seberang balai desa rupanya sedang ada keramaian, sehingga jalan tak lebar yang membentang di antara kedua tempat itu jadi penuh sesak. Keramaian itu adalah bagian dari penyambutan terhadap Hari TNI tanggal 5 oktober ini. Di atas panggung yang dibangun di tengah lapangan, saya melihat sebuah spanduk besar yang menegaskan dukungan TNI terhadap keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Mengajarkan Kebodohan
Apa yang terjadi jika reshuffle kabinet dilakukan sejak dulu? Seperti apa suasana panggung politik Indonesia kalau saja setiap gesekan dalam kabinet koalisi disusul oleh kocok-ulang kabinet oleh SBY? Jawabnya bisa beragam. Bisa saja pemerintahan akan segera efektif karena reshuffle itu berarti mengganti menteri buruk dengan menteri yang (lebih) baik. Bisa pula sama saja, sebab mungkin parpol-parpol koalisi tak punya stok orang baik untuk disodorkan pada Sang Presiden.
Menakar Kesetiaan
Lagi-lagi soal reshuffle kabinet. Pembaca yang berbahagia, selama SBY menjadi Presiden Indonesia, berapa seringkah Anda mendengar isu reshuffle berhembus? Cukup sering bukan?
Rasanya baru kemarin sore kita mendengar kabar burung bahwa Presiden akan melakukan reshuffle kabinet untuk mengganti menteri yang tak cakap menjalankan tugas. Kabar itu ternyata tak terbukti kebenarannya. Kini kembali kita mendengar kabar serupa.
SMS itu mengejutkan saya. Dikirim dari nomor HP Singapura entah milik siapa, SMS itu mengancam akan membongkar keterlibatan SBY dalam skandal Bank Century. Isinya mudah diduga cuma fitnah yang ngawur dan asal-asalan. Tapi yang lebih mengejutkan adalah reaksi SBY. Sore hari, Senin 30 Mei, saya tertegun di depan layar TV. Sebuah stasiun TV menyiarkan Sang Presiden yang sedang berdiri di mimbar kenegaraan, berbicara penuh emosi. Tak ragu ia menuding: “penyebar SMS itu adalah orang yang tidak bertanggung-jawab.” Pak SBY sedang Tiwikrama.
Oleh-oleh dari Jogja
Jogja memang istimewa. Tempo hari bendera PKS dan PPP bergiliran memeriahkan sudut-sudut kota ini. Kini selama dua hari (27-28 Maret 2011) PB NU melangsungkan rakernasnya di Pondok Pesantren Krapyak. Rakernas ini adalah forum pleno untuk membahas sejumlah isu, termasuk sosial dan politik. Kita patut berharap ada oleh-oleh dari Jogja yang bisa dibawa pulang ke Jakarta bagi penegasan posisi sosial dan politik NU di Indonesia.
Bercerai Kita Runtuh
Sungguh terbayang betapa lelahnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat saya mulai menulis artikel ini, dia sedang “diserang” oleh sebuah berita di harian The Age, Australia. Mengutip WikiLeaks, harian yang terbit di Melbourne, negara bagian Victoria, ini mengatakan bahwa SBY dan sejumlah tokoh penting lain (termasuk ibu negara Ani Yudhoyono) telah melakukan serangkaian penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.