Saya membaca artikel opini yang ditulis oleh Pak Slamet Sutrisno di KR (30/4/2009) dengan penuh minat. Artikel berjudul Pancasila: Kecelakaan Sejarah atau Keniscayaan? itu sangat menarik. Di dalam artikel ini, Pak Slamet menulis bahwa dalam sebuah diskusi buku tanggal 23 April 2009 di kampus UGM, Karim A. Ghofur mengatakan bahwa Pancasila adalah sebuah kecelakaan sejarah.
Category: Politik
Teralihkan Karena Koalisi
Sejak sehari setelah pemilu legislatif tanggal 9 April lalu, perhatian publik dan media massa terpaku pada isu-isu koalisi antar parpol dalam rangka pengajuan calon untuk pemilu presiden Juli nanti. Hasil quick count berbagai lembaga yang segera diumumkan pada hari H pilleg itu memungkinkan setiap partai politik untuk mengetahui posisi dirinya dalam konstelasi politik nasional.
Mandat Palsu
[Kedaulatan Rakyat, 17/4/2009]
Baiklah, pemilu legislatif telah usai. Kurang dari 3 bulan lagi, pilpres akan kita laksanakan. Kita patut berharap gejala golput teknis yang sangat tinggi di bulan April ini bisa teratasi Juli nanti.
Lebih jauh lagi, kita mesti berharap bahwa dalam jangka panjang, ambiguitas dalam sistem pemerintahan kita yang telah (dan bakal) mengkerangkeng presiden Indonesia dalam mandat yang lemah, bisa juga teratasi.
[Teropong, Radar Jogja]
Pemilu legislatif yang baru saja digelar memberikan banyak kejutan. Paling tidak ada dua kejutan yang muncul dalam pemilu 9 April kemarin. Pertama, kemenangan luar biasa Partai Demokrat. Kedua, perolehan partai Islam yang secara total cenderung turun.
Bejana itu Mengecil?
Pemilu legislatif telah dilaksanakan kemarin (9/4). Hasil quick-count berbagai lembaga survey telah dapat diakses di media massa*, bersama-sama dengan hitungan sementara yang dilakukan KPU.** Dengan melihat dan membandingkan hasil quick-count yang rada beragam itu, publik dapat mulai menduga-duga arah hasil akhir prosentase perolehan suara antar parpol.
Siapa capres paling kuat dan memiliki elektabilitas paling besar saat ini? Banyak jajak-data yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga survey, dan darinya ada gambaran kuat. Tapi banyak lembaga survey yang diragukan kemurnian datanya. Banyak yang penuh pesan sponsor, kata orang. Karenanya, hasil survey itu tak selalu bisa dipercaya
Pasang Bandrol
[Kedaulatan Rakyat, 28/2/2009]
Kamis (26/2) sore, Wapres Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Partai Golkar berkunjung ke kantor PKS. Presiden PKS Tifatul Sembiring dalam wawancara dengan sebuah stasiun TV pada hari yang sama mengatakan bahwa kunjungan JK itu adalah untuk menjadi narasumber dalam diskusi politik mingguan partai ini. Ia secara diplomatis menyangkal adanya upaya tawar-menawar politik dengan Partai Golkar.
Caleg, Berhenti Berpose
[Kedaulatan Rakyat, 23/01/2009]
Fungsi utama partai politik adalah menjadi wahana mediasi antara negara dan masyarakatnya, antara pemerintah dan warganya. Dalam peran mediasi itu, rekrutmen pada posisi jabatan publik adalah salah satu substantinya. Substansi lain yang sebenarnya lebih penting adalah fungsi representasi, terlebih lagi kaitannya dengan artikulasi kepentingan.
Dalam sejarah kolonialisme Barat di Indonesia, kita mengenal VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) yang oleh nenek-moyang kita dulu kerap disebut sebagai Kumpeni. Kita tahu perusahaan dagang dengan privelese politik dan militer ini berkuasa di Nusantara dari tahun 1602 hingga dibubarkan tahun 1800 (dan kekuasaannya dilanjutkan oleh pemerintahan kolonial hingga tahun 1942).
Yang barangkali tak banyak kita ketahui, VOC memiliki adik kandung yang tujuan, struktur, serta piranti kekuasaannya sangat mirip.