Siapa capres paling kuat dan memiliki elektabilitas paling besar saat ini? Banyak jajak-data yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga survey, dan darinya ada gambaran kuat. Tapi banyak lembaga survey yang diragukan kemurnian datanya. Banyak yang penuh pesan sponsor, kata orang. Karenanya, hasil survey itu tak selalu bisa dipercaya
Pasang Bandrol
[Kedaulatan Rakyat, 28/2/2009]
Kamis (26/2) sore, Wapres Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Partai Golkar berkunjung ke kantor PKS. Presiden PKS Tifatul Sembiring dalam wawancara dengan sebuah stasiun TV pada hari yang sama mengatakan bahwa kunjungan JK itu adalah untuk menjadi narasumber dalam diskusi politik mingguan partai ini. Ia secara diplomatis menyangkal adanya upaya tawar-menawar politik dengan Partai Golkar.
Caleg, Berhenti Berpose
[Kedaulatan Rakyat, 23/01/2009]
Fungsi utama partai politik adalah menjadi wahana mediasi antara negara dan masyarakatnya, antara pemerintah dan warganya. Dalam peran mediasi itu, rekrutmen pada posisi jabatan publik adalah salah satu substantinya. Substansi lain yang sebenarnya lebih penting adalah fungsi representasi, terlebih lagi kaitannya dengan artikulasi kepentingan.
Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel tentang dinasti,* KH Hasjim Asj’ari adalah salah satu tokoh penting di NU. Ia mewariskan bukan saja tradisi kelembagaan dan pemikiran keagamaan penting di negeri ini, namun juga pohon genealogis yang terus hidup hingga kini. Tentu, tak perlu kita sebutkan lagi perannya dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.
Salah satu rutinitas pagi saya adalah membuka website pribadi ini, mengecek kalau-kalau ada komen yang harus dimoderasi, dan yang terpenting melihat statistik pengunjung. Dari rutinitas melihat statistik itu, saya tahu bahwa tulisan-tulisan tentang Bung Karno adalah yang paling sering dikunjungi orang. Belakangan, tulisan tentang parpol dan pemilu juga cukup laris pengunjung.
Dari statistik itu juga saya bisa lihat, halaman-maya mana yang merujuk orang untuk mengunjungi website saya.
Dalam sejarah kolonialisme Barat di Indonesia, kita mengenal VOC (Vereenigde Oost-indische Compagnie) yang oleh nenek-moyang kita dulu kerap disebut sebagai Kumpeni. Kita tahu perusahaan dagang dengan privelese politik dan militer ini berkuasa di Nusantara dari tahun 1602 hingga dibubarkan tahun 1800 (dan kekuasaannya dilanjutkan oleh pemerintahan kolonial hingga tahun 1942).
Yang barangkali tak banyak kita ketahui, VOC memiliki adik kandung yang tujuan, struktur, serta piranti kekuasaannya sangat mirip.
Menjaga Gawang atau Menyerang?
[Kedaulatan Rakyat, 20/12/2008]
Beberapa waktu yang lalu saya diundang untuk berbicara di sebuah acara salah satu parpol (berbasis soaial) Islam. Saya diminta untuk menjadi narasumber dalam sesi bedah buku tentang tokoh-tokoh ulama di Indonesia yang memiliki kaitan sejarah dan sosial dengan partai tersebut. Kendati tema intinya adalah seperti itu, tak urung diskusi melebar juga sampai pada performa parpol tersebut dalam Pemilu 2009.
Kalau saya ingat-ingat, rasanya sudah 10 tahun lebih saya tak melihat Candi Borobudur. Terakhir kali saya ke sana adalah tahun 1997, naik motor berdua dengan Miming *yg waktu itu masih berstatus pra-istri :-))*.
Parpol dalam Pemilu 2009 (2)
Beberapa waktu setelah KPU menetapkan 34 parpol plus 6 parpol lokal Aceh, saya menulis artikel tentang parpol peserta pemilu 2009. Tapi Sebulan kemudian, sebagai tindak lanjut dari putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) berdasarkan gugatan beberapa parpol, KPU menetapkan tambahan 4 parpol lagi ke dalam list yang telah dibuat. Karena itu, artikel saya sebelumnya tentang yang berjudul Parpol dalam Pemilu 2009 itu memerlukan editing. Namun entah kenapa, saya selalu lupa melakukan editing dimaksud, sehingga beberapa email pun berdatangan menanyakan artikel yang rada ‘kadaluwarsa’ itu. Kini artikel tersebut sudah saya edit. Silakan baca lagi di sini.